Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Udara Segar, Masyarakat Sehat

Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan keadaan polusi udara yang semakin meningkat, terutama di wilayah ibukota yaitu Jakarta. Banyak sekali masyarakat yang mengeluhkan bahwa kondisi udara semakin hari tak semakin segar melainkan memburuk. Polusi udara ini jika dibiarkan akan membahayakan masyarakat sendiri karena memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Bukan hanya untuk wilayah jakarta melainkan kota lain di Indonesia juga harus bisa mengambil pelajaran dari buruknya udara di Jakarta. Menurut pantauan AirVisual kualitas polusi udara di Jakarta menempati posisi ketiga di Dunia. Artinya, kondisi udara tersebut tidak menunjukkan kualitas udara yang buruk. Sedangkan pada 2/8/2019 dilihat dari Air Quality Index (AQI) kualitas udara di Jakarta tidak sehat dan membahayakan dimana jakarta berada pada angka 155 yang menunjukkan bahwa polusi udara semakin meningkat. Rentang nilai menurut pantauan AQI semakin tinggi angkanya maka semakin buruk pula kualitas udaranya.     

Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI

Tanggal 30 September merupakan tanggal berdarah bagi sejarah Indonesia. Pada tanggal 30 September 1965 terjadi peristiwa berdarah, yang menewaskan tujuh perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa orang lainya dibunuh. Pembunuhan atas tujuh perwira tinggi tersebut ternyata didalangi oleh PKI, Partai Komunis Indonesia yang hingga kini dilarang untuk menempati kakinya di  bumi Indonesia ini. Namun, sebenarnya apa yang melatarbelakangi peristiwa ini? Bermula pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu kemerdekaan Indonesia, saat itu euforia bangsa Indonesia sangatlah menggebu-gebu. Namun, dibalik itu semua ternyata Indonesia sendiri mengalami kepurukan, seperti terjadinya hiperinflasi dan hubungan yang tidak baik dengan Malaysia. Di waktu yang lain, Partai Komunis Indonesia merupakan partai terbesar yang ada di Indonesia. Pada tahun 1965, terhitung anggotanya berjumlah 3,5 juta dan beraliansi dengan Barisan Tani Indonesia, Gerwani, dan organisasi-organisasi lainya. Tercatat bahwa partai te

Sensor di Indonesia. Masih Perlukah Adanya Sensor?

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa sensor di Indonesia sangat lucu dan tidak masuk akal. Misalnya seperti yang sempat ramai dibicarakan beberapa waktu silam, yaitu aktivitas memerah susu sapi di salah satu program anak SCTV, bikini yang dikenkan tokoh Sandy dalam serial kartun Spongebob Squarepants Global TV, atau payudara pada patung di tayangan Titik Peradaban Trans7. Semua bentuk penyensoran tersebut bukannya membuat penonton menjadi teredukasi atau mendapat suatu nilai tertentu tetapi malah membuat penonton bergidik geli. Bahkan dalam salah satu artikel yang dimuat tirto.id  menyebutkan bahwa dengan adanya sensor-sensor tersebut menunjukkan bahwa penikmat televisi merupakan subjek pasif yang tidak cerdas. Sama halnya seperti yang dikutip dalam magdalene  bahwa penyensoran tidak lagi relevan dan membuat masyarakat tidak berdaya untuk memilah tontonan bagi anggota keluarganya terutama yang di bawah umur. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyebutkan bahwa sensor bukanlah kewenan

Kebakaran Hutan dan Lahan

September ini Indonesia seperti dirundung permasalahan. Kebakaran hutan hingga rancangan revisi beberapa undang-undang seperti minta diprioritaskan. Tidak bisa ditampik bahwa masalah-masalah ini tidak ada yang bisa disepelekan. Kebakaran hutan yang terjadi di pulau Kalimantan dan Sumatera menyebabkan beberapa kota tetangga bahkan hingga negara Singapura dan Malaysia terkena asapnya. Sejak akhir Mei hingga September ini lokasi kebakaran hutan meluas hingga pemukiman warga. Dilansir dari laman Tirto.id, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan terjadi di 6 provinsi di Kalimantan dan Sumatera. Pada Januari hingga Agustus 2019 luas area karhutla mencapai 328.724 hektare dan kemungkinan akan bertambah. Data rilisan 20 September menunjukkan bahwa di Kalimantan Tengah masih ada 1.443 titik api, Kalimantan Barat 1.384 titik api, Jambi 695 titik api, Sumatera Selatan 532 titik api, Riau 187 titik api, dan Kalimantan Selatan 169 titik api. Sebanyak

Hari Keadilan Internasional. Mengingat Pentingnya Keadilan

Hari ini, Rabu, 17 Juli 2019 diperingati sebagai Hari Keadilan Internasional atau yang biasa juga disebut sebagai World Day for International Justice , Day of International Criminal Justice , International Justice Day . Mungkin bagi sebagian besar masyarakat Indonesia belum terlalu mengerti mengenai Hari Keadilan Internasional ini. Namun bagi sebagian besar warga negara di dunia menjadikan hari ini sebagai momentum penting untuk mengingat kembali mengenai keberadaan peradilan pidana internasional yang lahir melalui pengesahan Statuta Roma 1998. Tulisan ini akan mengulas mengenai sejarah Hari Keadilan Internasional secara singkat juga mengenai bagaimana Indonesia dalam menaggapi Hari Keadilan Internasional itu sendiri. Pada 17 Juli 1998 silam telah berlangsung penandatanganan Statuta Roma di dalam sebuah konferensi diplomatik internasional yang kala itu bertempat di Roma, Italia. Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 148 negara dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tujuan

Hari Gizi Nasional sebagai Pengingat Pentingnya Mencukupi Kebutuhan Gizi dalam Tubuh

Gambar
            Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap 2 8 F ebruari pertama kali diperingati pada pertengahan tahun 1960 oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Lembaga Makanan Rakyat (LMR) merupakan lembaga yang diketuai oleh Prof. Poerwo Soedarmo yang dikenal sebagai Bapak Gizi Nasional. Prof. Poerwo Soedarmo sendiri lahir di Malang, 20 Februari 1904 dan meninggal diusianya yang ke-99 tahun merupakan orang pertama di Indonesia yang memperkenalkan, merintis, dan mengembangkan pengetahuan mengenai gizi serta ketenagaannya. Oleh karena itulah, P ada 1967 Prof. Poerwo Soedarmo yang kala itu berprofesi sebagai dokter dinobatkan sebagai Bapak Gizi Nasional Indonesia. Pada awalnya peringatan tersebut hanya untuk memeringati hari dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dan berdirinya Sekolah Juru Penerangan Makanan pada 25 Januari 1951 silam. Kemudian pada sekitaran tahun 1970-an Direktorat Gizi Indonesia kembali melanjutkan peringatan tersebut dan berlangsung hingga sekarang. Selain itu, se

Mahalnya Ucapan Terima Kasih

Memanusiakan manusia telah menjadi hal yang melekat bagi para antropolog, dimana antropologi merupakan salah satu ilmu yang mampu untuk menjadi pertimbangan ilmu lainnya dalam mewujudkan ilmu pengetahuan di masa depan yang memiliki potensi dan kualitas cukup tinggi sebagai bekal manusia dalam memaknai setiap simbol yang menyelimuti kehidupannya. Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Webster (1981) dalam (Astuti, 2016) yang mengatakan bahwa dalam kelangsungan hidupnya, manusia tidak dapat terlepas untuk saling berinteraksi melalui simbol-simbol yang bertu ju an pada pemaknaan. “ Why is the continuation of the story ” , mengapa antropologi dikatakan mampu dan layak untuk dipertimbangkan ? Hal tersebut dapat ditelusuri melalui ruang yang tidak terbatas dalam antropologi, dimana hal tersebut sengaja dicipta sebagai penyokong cabang ilmu lainnya, bukankah lebih dari cukup jika terdapat sekeping pengetahuan yang mampu memaknai sebongkah ilmu? Hal yang cukup disayangkan mulai ter