Ethnography Metods : The Logic of Thingking
Oleh Dani S Sutopo, M.Si dalam Seminar Kebudayaan 26 – April - 2014
Istilah
etnografi rupanya sangat melekat dengan praktek kerja Antropologi, Namun saat ini tidak hanya manusia-manusia
antropolog saja yang menggunakan sebuah metode kerja lapangan ini. Banyaknya
perkembangan ilmu sosial sudah mengenal metode etnografi. Metode etnografi
digunakan untuk menggambarkan masyarakat dalam penelitian lapangan yang
intensif. Penggambaraan yang dilakukan peneliti di lapangan di jelaskan secara
detail. Dalam metode etnografi terdapat pendekatan empiris dan teoritis untuk
memperdalam deskripsi analisis data penelitian. Keragaman metode etnografi
tidak hanya digunakan untuk meneliti masyarakat yang tradisional atau dalam
lingkup bounded system namun juga
pada masyarakat yang tengah mengalami deteritorialisasi budaya.
Dalam
penelitian etnografi atau penggambaran kehidupan manusia dibutuhkan langkah-langkah
khusus untuk menjalankan kegiatan penelitian lapangan yang intensif.
Langkah-langkah tersebut merupakan keragka-kerangka kerja yang dapat membantu
peneliti dalam meneliti subjek masyarakat yang dipilih dan menimalisir adanya miss penelitian. Ke empat langkah-langkah
tersebut seperti :
1. Kenali
gejala yang akan diteliti
2. Perhatikan
bagaimana sifat hubungan antar gejala tersebut
3. Menunjukan
pengertian apakah hubungan antar gejala tersebut
4. Konsep
apa yang paling pas untuk menunjukan pengertian tersebut
Singkatnya
setiap penelitian etnografi membutuhkan pemahaman-pemahaman terhadap gejala dan
hubungannya sehingga mendapatkan konsep penelitian sesuai indikator tema
penelitian. Peneliti etnografi juga
harus memperhatikan sudut pandang dan fokus rumusan masalah agar dapat menelaah
gejala yang ada dengan secermat mungkin. Pada penggambaran kehidupan masyarakat
peneliti tidak hanya dituntut untuk memberikan deskripsi mengenai kegiatan daan
hasil budaya saja, melainkan juga harus mampu dalam memahami nilai dan makna
dalam konteks keseluruhaan cara hidup yaitu mengenai persoalan kehidupan dan
identitas kecirian masyarakat. Pada kesempatan melakukan seminar mengenai
ethnography metod bersama dengan Bapak Dani S Sutopo, beliau mencontohkan
penelitian pada penggambaran pasar. Di dalam pasar tersebut terdiri dari banyak
orang dalam satu tempat dan difokuskan kembali di dua orang yang memakai baju
merah sambil berdiri di depan keranjang benda, sedangakan seoraang ibu satunya
memakai baju putih duduk dengan melihat benda di dalam keranjang yang berada
tepat di depannya. Setelah dicermati ternyata ibu berbaju merah mengulurkan
benda yang memiliki nilai pertukaran atau yang disebut dengan uang, kemudian
ibu berbaju putih memberikan bungkusan di kresek hitam. Kegiatan pertukaran ini
dinamakan jual-beli. Mengenali fenomena antropologis bukan dari pandangan
ekonomi, transaksi atau proses jual beli, bukan pula pendiskripsian tentang
pasar tetapi ada unsur-unsur, bahan
jual, payung, wadah, ibu-ibu yang mengeluarkan uang dan membungkus, itu semua
gejala. Pahami dulu gejalanya yaitu unsur-unsur di dalam even penelitian sehingga ada rumusan yang lebih tajam karena berangkat
dari elemen yang empiris yg dikonsepsikan/ diteorikan. Interaksi dapat
sicermati secara detail untuk mendapat penjelasna sosial, misalnya embededness
(keterlekatan) by granovetter dan relasi kuasa by foucoult.
Pada
praktek lapangan peneliti harus menetraalkan diri dalam melihat keadaan dan
budaya masyarakat. Sehingga peneliti dapat melihat dengan cermat gejala-gejala
yang ada dengan indera bukan dengan pemikiran peneliti. Mengapa demikian,
karena pemikiran-pemikiran peneliti sudah dikonsepkan dengan beberapa teori
pendukung sehingga ditakutkan dapat memberikan banyak persepsi yang berbeda
dari masyarakat yang diteliti. Selain
itu, peneliti juga dituntut harus mampu untuk memperhatikan anomaly data yang
muncul saat kegiatan penelitian. Anomaly data yang muncul tidak perlu
direduksi, namun juga harus diperhatiakan. Meskipun anomaly data bukan termasuk
data yang istemewa, namun perhatian terhadap data tersebut penting untuk kemungkinan
membawa keunikan pada data yang lain selama tidak merubah tatanan rumusan yang
ada. Hal perlu diingat bahwa “Anomali data bukan termasuk data yang istimewa
sehingga keberadaannya hanya diperhatikan bukan direduksi maupun dikejar”.
Pertanyaan :
1. Bagaimana
menemukan konsistensi peneliti di lapangan ketika melakukan penelitian? (Tiyas
2011)
Jawaban : Fokus pada rumusan maslah
meskipun terkadang terlihat unik tetapi menjadi kebingungan untuk peneliti.
Dalam sisi etnografi, terdapat anomali data. Ada batasan untuk tidak
mempengaruhi fokus dengan memahami sifat data yang muncul tiba-tiba. Anomali
merupakan situasional, sebaiknya segera melakukan verivikasi terhadap rumusan
masalah kita. Membuat rumusan masalah yang disegarkan lagi untuk menghindari reduksi
data anomali. Dalam etnografi rumusan masalah dapat berkembang sesuai dengan
bagaimana kita melihat gejala yang muncul.
2. Apa
yang membedakan pertanyaan peneliti dengan orang awam mengenai ap itu pasar?
(Dita)
Jawaban : Para peneliti menyakan apa yang disebut pasar dilihat
dari dari gejala-gejala yang muncul, kemudian adanya turunan konsep pada pertanyaan
tadi yang tidak akan diadakan oleh orang awam.
3.
Apakah
penentuan tema induk merupakan kekeliruan dalam penelitian lapangan? Seperti
saat melakukan penelitian di gondang legi mengenai wabah penyakit endemic.
(Fadik)
Jawab:
Survey terlebih dahulu untuk membuktikan
apakah ada penyakit endemik tersebut, Jika memang tidak ada maka tidak dapat
dipastikan atau jika tidak demikian, merujuk pada penyakit yang sering di
derita masyarakat tersebut. Deduktif bukan ciri etnografi. Membacalah,
perkayalah, tetapi tempatkan pada posisi yang benar. Berangkat dari hal kecil,
untuk mengkonsepkan.
4. Berapa
lama kita dapat menggunakan metode etnografi dengan baik dalam penelitian
lapangan? Pada penelitian yang akan dilakukan lebih baik mana kita menyusun
teori dulu apakah langsung ke lapangan dulu? (Jefri)
Jawaban :
·
Pada pemula yaitu yang
duduk di semester 2 atau 3 kita membiasakan berada di lapangan dengan menggunakan
metode etnografi selama 10 hari namun lambat laun 10 hari tidak akan cukup
untuk mendiskripsikan masyarakat setempat. Bisa saja 1 tahun-3 tahun bahkan
lebih, hal itu bergantung pada kepuasan data yang akan ditulis pada laporan.
·
Mula-mula pahami metode apa yang di lakukan dalam
penelitian kemudian pelajari kondisi empiris dan teoritisnya.
5.
Bagaimana
cara melihat gejala supaya tidak salah melihat sudut pandang? (Mozza)
Jawaban : Kalau gejala jangan dilihat
dari pengetahuan kita. Biarkan indra kita yang digunakan agar lebih efektif dalam
melihat gejala. Karena pemikiran kita sudah banyak dikonsepsikan jadi tdak lagi
alami dalam melihat venomena.
6. Bagaimana
mengkaji budaya popular dengan menggunakan metode etnografi? (Riyan)
Jawaban : Metode masih menggunakan etnografi
tetapi etnografi sepertia apa dan bagaimana yang pantas untuk menjelaskan
kehidupan masyaarakat popular. Terdapat beberapa aliran, budaya pop yaitu dari
sisi medium atau medianya. Visual etnografi yaitu melihat hal dari media nya atau
netnografi. Apapun istilah etnografinya lingkupnya masih induktif, hanya saja
gejala nya tidak hanya yang tradisional tapi juga kontemporer, tidak berhadapan
lagsung tapi relasi simbol, bunyi dan bahasa menjadi gejala nya. Gejala yang
ditekuni dan dihubungkan hanya media dan gejala yang berbeda, kita haarus mampu
menerjemahkan simbol dari subjek dan ralasinya.
7. Bagaimana
cara membatasi gejala? (Adin)
Perlakukan sesuai awal anda membangun
rumusan masalah dari gejala kemudian cari keterikatan data.
suasana seminar ....
good job, for the first post himantara blog..I appreciate as the new blogger..:)
BalasHapussepertinya perlu ada edit2 lagi, di judul, n kata-kata yang kurang pas "venomena, anomaly", oya pengaturan hurufnya ada yg arial-times new roman?? (kadang di blog saya jg spt itu) ;p mungkin bisa belajar bersama..silahkan mampir2 ya di http://hannisaywhadd.blogspot.com/
semoga kegiatan semacam ini, terus mendapat sambutan yang bail dari segala elemen..
BalasHapusterimakasi untuk dukungan dan saran teman-teman semoga blok ini bertampah maju lagi
BalasHapus