Bakti Sosial
Untuk yang kesekian kalinya, teman-teman antropologi Brawijaya melewatkan hari liburnya tidak hanya dengan berdiam diri di kamar, nonton dan yang lainnya. Pada libur kali ini, tepatnya pada tanggal 11 mei 2014 mereka menbuat hari itu berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Terutama bagi adik-adik yang mendiami Yayasan Panti Asuhan Miftahul Huda Premban, Sumber Kradenan, kecamatan pakis, Kabupaten Malang. Setidaknya adik-adik ini tahu, bahwa dia tidak sendiri, dan tidak kekurangan kasih sayang meski tanpa orangtua di sampingnya.
Tidak hanya sekedar berkunjung, teman-teman antropologi sudah menyiapkan berbagai acara untuk menyambut adik-adik ini. Kegiatan bakti sosial diawali dengan membuat kerajinan tangan dari botol minum bekas dan beberapa hiasan yang sudah disediakan oleh panitia. Mereka dibagi dalam 4 kelompok dengan didampingi oleh satu kakak advisor. Dalam waktu 2 jam, adik-adik ini dituntut untuk mengasah kreatifitas dan menyulap botol minum bekas itu menjadi sesuatu yang indah. Pada detik-detik awal, adik-adik ini tidak tahu harus membuat apa. Dengan dibantu oleh para advisor, mereka pun mengerjakan kerajinan tangan seperti yang dicontohkan kakak advisor mereka. Sembari adik-adik ini membuat kerajinan tangan, teman-teman antropologi menyanyikan lagu-lagu daerah untuk mengusir kejenuhan. Kurangnya fentilasi udara, dan banyaknya orang di dalam ruangan membuat ruangan itu sedikit panas. Namun meski begitu, tidak menyulutkan adik-adik ini untuk menyelesaikan kerajinan tangannya.
Setelah dua jam berlalu, adik-adik ini disuruh untuk mengumpulkan hasil kerajinan tangan yang sudah dibuat. Dan inilah hasil dari kerajinan tangan mereka. Sungguh ini adalah kerajinan tangan yang indah, untuk anak seusia mereka.
Setelah itu, para advisor mengkondisikan adik-adiknya untuk kegiatan yang selanjutnya yaitu menaman tanaman. Masing-masing anak diberikan satu kantong plastik besar yang sudah terisi tanah, lalu mereka disuruh untuk menaruh bibit tanaman di  dalam kantong plastik itu. Setelah semua katong plastik berisi bibit tanaman, adik-adik ini pun disuruh untuk cuci tangan. Karena kegiatan yang selanjutnya adalah makan bersama. Kesenangan terpancar dari wajah mereka saat diberatahu bahwa kegiatan selanjutnya adalah makan.
Sehabis makan, mereka shalat berjema’ah. Usai shalat berjema’ah, dilanjutkan dengan permainan kelereng. Dengan formasi kelompok sama seperti tadi ketika pembuatan kerajinan tangan. Tingkah laku adik-adik ini sering kali membuat teman-teman antropologi tertawa. Terutama ketika salah satu anak menangis ketika ia kalah dalam permainan kelereng. Sungguh mengingatkan kita pada masa kanak-kanak dulu. Menangis dan tertawa untuk sesuatu hal yang kadang tidak patut untuk ditangisi dan ditertawakan. Namun masa-masa itulah yang paling menyenangkan.
Puncak dari kegiatan bakti sosial ini adalah pemberian hadiah kepada para pemenang. Wajah berseri-seri sudah nampak dari wajah mereka. Pemberian kenang-kenangan kepada masing-masing anak serta ditutup dengan do’a dan foto bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUNCHING PENGURUS HIMANTARA PERIODE 2019

Ethnography Metods : The Logic of Thingking

PROGRAM KB: EFEKTIFKAH?