Layar Tancep 2018 : The Bitcoin Gospel
Layar Tancep 2018
The Bitcoin Gospel
HIMANTARA mempersembahkan acara rutin
tahunan, yaitu Layar Tancep. Layar Tancep kali ini mengangkat tema regulasi
hukum, dimana film yang dipilih berjudul The Bitcoin Gospel yang merupakan film
dokumenter. Film ini berisi tentang sejarah terciptanya sebuah teknologi dalam
dunia ekonomi yang baru. Tidak hanya memaparkan sejarah dari bitcoin saja,
tetapi juga memaparkan cara kerja bitcoin serta pandangan masyarakat dari
beberapa negara mengenai teknologi yang sedang mendunia ini. Bukan hanya keuntungan
penggunaan bitcoin saja yang dipaparkan dalam film ini, tetapi juga mengungkap
dampak dari transaksi melalui bitcoin terhadap dunia sosial, politik, dan
ekonomi. Pemateri yang dipilih ialah Nindyo B. Kumoro, M.A., selaku dosen
antropologi Universitas Brawijaya.
Acara ini
dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 14 Maret2018 bertempat di Gedung B
Fakultas Ilmu Budaya ruang 2.4. Acara dibuka pukul 18.40 WIB oleh kedua MC
yaitu Nurhikmah dan Abdurassyid selaku mahasiswa antropologi angkatan 2016.
Disambut dengan pidato singkat dari ketua pelaksana yaitu Wan Farendra yang
sedikit memaparkan latar belakang pemilihan tema. Kemudian acara dimeriahkan
dengan penampilan dari Teater Hening dengan anggota dari mahasiswa antropologi
yang bernama Defi Findianti dan Faith Liberta A.M angkatan 2016 serta Devon
Subhan, Rama Setya, dan Nuraini dari angkatan 2017 dimana mereka mengangkat
tema kapitalis.Cerita dimulai dengan penyombongan diri kaum kapitalis yang
telah menguasai industri di Indonesia kemudian muncul rakyat jelata yang
kelaparan memohon belas kasih kaum kapitalis.Penampilan mereka begitu apik
dibawakan dengan situasi seriusdan cerita yang mudah diterima oleh penonton.
Para penonton pun ikut terbawa suasana yang dibangun dari penampilan mereka.
Setelah itu pemutaran film Bitcoin Gospel dimulai padapukul 19.05 WIB dan
selesai pada pukul 19.54 WIB.
Acara
dilanjutkan dengan diskusi yang diawali denganpemaparan bitcoin secara singkat
oleh pemateri. Pemaparan materi menjelaskan secara singkat bagaimana fungsi
bitcoin, mengapa dibentuk bitcoin, sekaligus dampak dan bagaimana Indonesia
menyikapi bitcoin. Beliau mengatakan bahwa bitcoin hadir agar uang tidak lagi
diciptakan oleh pihak yang memiliki kehendak (diatur negara), tetapi agar dapat
diatur oleh teknologi yang diciptakan oleh seorang anonym. Tujuan hadirnya
bitcoin ialah agar bitcoin dapat menjadi simbol gerakan kebebasan
atau libertarian. Beliau juga menyatakan bahwa sistem pelegalan bitcoin akan
membawa keefektifan transaksi jika pengguna tahu konsekuensi masing-masing. Pengaturan
aparatur negara disini masih sangat diperlukan agar mampu mengontrol
sebagian manusia yang tidak mampu menggunakan bitcoin karena posisimereka dapat
dirugikan.
Setelah
pemaparan dari Bapak Doni, maka dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana
dalam barisan audience ada pengguna bitcoin yang menjelaskan bagaimana benefit
yang didapat dalam menggunakan bitcoin. Dia mengatakan bahwa bitcoin tidak
menimbulkan kerugian ataupun tidak menjerumuskan pada kebebasan, tetapi bitcoin
dapat membantu mempermudah transaksi dan memberikan banyak keuntungan bagi
pengguna. Terdapat salah satu audience dari mahasiswa antropologi yang
mengatakan bahwa Indonesia mungkin menolak bitcoin karena memang belum siap
dalam budayanya, tetapi lambat laun bitcoin juga akan di terima. Pemateri menekankan
bahwa bitcoin tidak akan menimbulkan masalah jika peran negara tidak digeser
sepenuhnya.
Demikian mari
kita menjadi masyarakat yang cerdas dalam menggunakan teknologi dengan
mengetahui bagaimana benefit dan dampak yang akan ditimbulkan dalam penggunaan.
Komentar
Posting Komentar