Hari Gizi Nasional sebagai Pengingat Pentingnya Mencukupi Kebutuhan Gizi dalam Tubuh
Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap
28 Februari pertama kali
diperingati pada pertengahan tahun 1960 oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Lembaga Makanan Rakyat (LMR) merupakan lembaga yang diketuai oleh Prof. Poerwo
Soedarmo yang dikenal sebagai Bapak Gizi Nasional. Prof. Poerwo Soedarmo
sendiri lahir di Malang, 20 Februari 1904 dan meninggal diusianya yang ke-99
tahun merupakan orang pertama di Indonesia yang memperkenalkan, merintis, dan
mengembangkan pengetahuan mengenai gizi serta ketenagaannya. Oleh karena
itulah, Pada 1967
Prof. Poerwo Soedarmo yang kala itu berprofesi sebagai dokter dinobatkan
sebagai Bapak Gizi Nasional Indonesia. Pada awalnya peringatan tersebut hanya
untuk memeringati hari dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dan
berdirinya Sekolah Juru Penerangan Makanan pada 25 Januari 1951 silam. Kemudian
pada sekitaran tahun 1970-an Direktorat Gizi Indonesia kembali melanjutkan
peringatan tersebut dan berlangsung hingga sekarang. Selain itu, semboyan “4
Sehat 5 Sempurna” yang akrab di telinga masyarakat Indonesia juga merupakan
kata-kata andalan dari Bapak Gizi Nasional ini, yang kemudian pada 1992
mengalami penyempurnaan sebagai hasil dari Konferensi Pangan Sedunia. Sehingga
semboyan tersebut berubah menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang mengacu pada
“Nutrition Guide for Balanced Diet”.
Masalah mengenai gizi menjadi salah satu permasalahan yang harus terus
dibahas. Masalah gizi tersebut merupakan masalah kesehatan manusia yang cara mengatasinya tidak dapat hanya dilakukan melalui pendekatan medis. Selain
tergolong ke dalam sindrom
kemiskinan di tingkat rumah tangga, masalah gizi juga menyangkut aspek pengetahuan mengenai pola hidup sehat. Seperti yang
kita tahu, keadaan
gizi seseorang pasti
akan memengaruhi tingkat kesehatan juga
umur harapan hidup seseorang itu sendiri. Masalah mengenai
kekurangan gizi biasanya
timbul pada
anak-anak yang dipengaruhi
karena status
gizi ibunya, di mana hal tersebut akan memengaruhi status gizi anak
tersebut pada
usia dewasa. Penyebab langsung dari masalah tersebut adalah karena
kurangnya
konsumsi makanan dan minuman sehat, penyakit infeksi, kemiskinan, serta pendidikan yang rendah. Di
Indonseia sendiri kurangnya gizi makro dan gizi mikro menjadi masalah gizi
utama yang ada. Gangguan gizi makro pada dasarnya disebabkan oleh kekurangan dan
ketidakseimbangan antara kebutuhan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro tersebut
lambat laun akan disertai
dengan kekurangan zat gizi mikro. Seperti yang dikemukakan dalam tirto.id sekiranya ada sekitar 16 provinsi di Indonesia yang
masih mengalami masalah gizi, di antaranya Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
Barat, Maluku, Kalimantan Tengah, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Utara, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau.
Beberapa
poin yang harus diperhatikan agar kebutuhan gizi dalam tubuh dapat tetap
terpenuhi adalah dengan
mengonsumsi makanan yang beragam, membiasakan hidup bersih dan sehat,
berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, dan tetap memantau berat badan agar
sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang ideal. Maka dari itu, makna penting
dari peringatan Hari Gizi Nasional adalah untuk mengingatkan kepada seluruh
masyarakat Indonesia bahwa memenuhi kebutuhan gizi sangat diperlukan guna
menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia. Bahkan pentingnya gizi bagi
tubuh juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 pasal 141 dan 142 tahun 2009 Tentang
Kesehatan, yang berisi mengenai upaya untuk melakukan perbaikan atau
peningkatan mutu gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan, baik sejak
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
Selamat Hari Gizi Nasional!
Selamat Hari Gizi Nasional!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus