Bedah Film Etnografi Atropologi "The New Rules Of The World "
Hai, salam kerabat!! Kali ini Himantara akan memberikan sekilas tentang acara bedah film yang diselenggarakan oleh divisi PSDM. Ini merupakan program kerja pertama setelah diadakannya pergantian masa jabatan. Oh ya, sebelumnya perkenalkan, ketua himpunan mahasiswa dari Antropologi Brawijaya adalah Lina Agnesia. Meskipun ketua kita perempuan tapi orangnya tegas banget lho haha. oke, sekedar basa-basi aja ya ini tadi, sekarang mari kita baca sekilas hasil mengenai bedah film yang berjudul ''The New Rules Of The World'' :)
Bedah
film etnografi atau yang biasa dikenal dengan layar tancep adalah salah satu
proker Himantara yang diadakan dua kali dalam satu periode. Layar tancep kali
ini merupakan acara bedah film ketiga yang telah diadakan Himantara dan
diadakan pada tanggal 20 maret 2015, tepat dimulai pada pukul 19.45 malam. Film
yang diputar berjudul The New Rules Of
The World dengan Ibu Siti Zurinani, M.A sebagai pemateri dan Bapak Manggala
Ismanto, M.A sebagai moderator diskusi. Acara layar tancep dimulai dengan
penampilan pembuka dari Obigbo Dance
selama 4 menit, penampilan yang sangat meriah dan cukup membangun suasana acara
layar tancep dan sekaligus sebagai simbolisme pembukaan acara bedah film
etnografi.
Negara berkembang atau sering
disebut negara dunia ketiga merupakan pembahasan yang selalu menarik untuk
diulas, terutama jika berkaitan dengan negara kita Indonesia. Negara berkembang
yang selalu dibanding-bandingkan dengan negara maju memang selalu menjadi sebuah
perbandingan yang tidak logis. Pandangan orientalisme yang sudah mengakar pada
pola pikir masyarakat negara maju membuat negara berkembang semakin terlihat
tidak berharga dan hanya dipandang sebelah mata sebagai pemenuh kebutuhan
negara maju. Tentunya perkembangan yang terjadi antara negara maju dengan
negara berkembang merupakan salah satu pengaruh globalisasi yang terjadi sejak
adanya revolusi industri.
Bapak Manggala mereview sedikit
mengenai film The New Rules Of The World,
film yang mengisahkan efek globalisasi pada Indonesia. Masyarakat yang harus
bekerja dengan gaji dan jam kerja yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan apa
yang seharusnya mereka dapatkan karena sebuah keterpaksaan akibat situasi
ekonomi yang tidak stabil saat itu.
Tidak heran jika Indonesia mulai menjadi negara yang sangat bergantung
dengan negara maju.
Review film yang disampaikan Bapak
Manggala berlanjut pada sesi tanya jawab, Bapak Manggala mengulas bagaimana
negara Indonesia seharusnya menangani efek globalisasi dan ketergantungan
Indonesia pada negara maju. Selain itu, beliau juga mengupas sedikit bagaimana
peran pemerintah dan negara maju serta bank dunia dalam situasi yang
digambarkan dalam film tersebut. Jika dilihat maka teori dependensia ini memang
cocok untuk merefleksikan situasi Indonesia saat ini.
Indonesia dengan jumlah sumberdaya
manusia yang sangat banyak namun kualitas pendidikan yang berbanding terbalik
dengan kuantitas masyarakat membuat Indonesia harus bergantung pada negara maju
untuk menopang industri keuangan negara secara tidak langsung. Ketergantungan
yang secara tidak langsung membuat Indonesia hanya sebagai penyedia bahan dasar
dari sumberdaya yang melimpah tanpa bisa memproduksi dan mirisnya kita ikut
menjadi pembeli dari hasil produksi yang sebenarnya berasal dari negara
sendiri. Bila bertanya bagaimana cara mengakhiri ketergantungan ini mungkin itu
adalah sebuah hal yang tidaklah mudah, seperti pernyataan Bapak Manggala “Semua
tergantung sumber daya manusia dan pemerintah yang memang harus melek serta
pendidikan masyarakat yang harus ditingkatkan agar tidak mau serta merta hanya
bisa menerima dan terus-terusan dibodohi”.
kapelnya sabi nih dulu hahaha
BalasHapus