Dialog Etnografi KORUPSI DALAM KACAMATA ETNOGRAFI ''Relevansi Korupsi Saat Ini Dengan Konsep The Gift Marcel Mauss"
Acara seminar
bertema korupsi dalam kacamata etnografi dengan kajian relevansi korupsi saat
ini mengusung konsep the gift Marcel Mauss acara . acara dilaksanakan
dengan pemateri bapak Danny Sutopo M.Si dan seorang moderator yaitu Andika Nur
Perkasa pada tanggal 11 April 2015. Para peserta menggunakan dresscode berwarna gelap dan
dekorasi ruangan pentas budaya lantai 7 Fakultas Ilmu Budaya dihias sesuai
dengan tema korupsi kali ini yaitu dengan berbagai gantungan uang palsu di
setiap sudut ruangan dan pintu masuk ruangan. Acara dibuka dengan penampilan
antrokustik dengan membawakan beberapa lagu-lagu sehingga acara terasa hidup. Dilanjutkan
dengan pemutaran video animasi tentang korupsi yang terjadi di indonesia mulai
dari kasus suap menyuap pembangunan di kota, penebangan hutan untuk perkebunan
sawit, pengeboran minyak secara berlebihan tetapi kelangkaan bahan bakar terus
terjadi, minimnya fasilitas pendidikan yang ada di Indonsia, sulitnya membuat
surat ijin mengemudi sehingga orang-orang mulai berpindah ke calo, dan diakhiri
dengan video tentang KPK untuk indonesia.
Gratifikasi (korupsi)
dalam lingkaran sistem kultural masyarakat melalui perspektif Marcell Mauss tentang
pemberian menjadi topik bahasan bapak Danny Sutopo . Gratifikasi yang terjadi
hanya secara normatif namun membiarkan aspek kulturalnya. Korupsi
bermetaforfosis sedemikan rupa dalam perkembangannya yang sangat mencengangkan.
Gratifikasi dalam tataran normatif masuk dalam UU No 30 tindak pidana korupsi
1999. Menurut beberapa ahli harus diciptakan sebuah mekanisme perangkat hukum
dan perangkat politik untuk menjaga agar praktik gratifikasi tidak terjadi.
Perangkat hukum :
hakim, jaksa, polisi, MA, dan KPK
Perangkat politik :
DPR dan Partai Politik
GRATIFIKASI DALAM
TATARAN NORMATIF
Lalu pertanyaannya
siapakah yang akan mengawasi para perangkat hukum dan politik jika mereka yang
melakukan tindakan korupsi? Hal yang sangat kompleks dan menemui jalan buntu di
dalamnya. Expecto crazy adalah karakter kekuasaan oleh elit-elit terpilih yang
berjalan untuk kepentingan untuk elit itu sendiri. expecto crazy bekerja dalam
mekanisme tertutup dan tidak tersentuh oleh pengawasan karena mereka sendirilah
yang harusnya mengawasi. Kesimpulannya adalah bahwa permasalahan pemberantasan
korupsi yang kurang maksimal dikarenakan pengawasan yang lemah.
GRATIFIKASI DALAM TATARAN KULTURAL
Pemberian dalam
masyarakat merupakan praktik kebudayaan yang sudah tercipta sejak lama. Pemberian
(gift) adalah kebudayaan yang didalamnya mengandung banyak aspek dan fungsi
yang menjadikan sifat keteraturan dalam masyarakat dalam kehidupannya
(ordering). Wujud dari the gift dan
gratifikasi mempunyai bangunan yang sama meskipun esensi dan praktiknya
berbeda.
Kesamaan yang ada
pada gratifikasi dan the gift adalah ada yang memberi dan menerima serta
terdapat fungsi dari pemberian tersebut sedangkan Perbedaannya adalah Esensi
dari fungsinya, jika gratifikasi dilakukan secara tertutup maka the gift
dilakukan secara terbuka. The gift yang dimaksud marcell mauss memiliki
totalitas kultural sedangkan gratifikasi cenderung mengarah pada sirkulasi elit
tertentu sedangkan the gift cenderung lebih luas ke berbagai lapisan
masyarakat.
Acara dilanjutkan
dengan sesi diskusi ada empat orang penanya yang kemudian dijawab oleh bapak
Danny Sutopo. Diantara empat orang salah satunya adalah saudara Lukman Faizin
dari antropologi angkatan 2012 yang menanyakan mengapa rakyat tidak disinggung
dalam hal ini?. Dilanjutkan dengan penanya selanjutnya yang membuat acara
diskusi semakin menarik. Acara terakhir yaitu penutup oleh moderator yaitu
saudara Andika Nur Perkasa yang mengulas kembali benang merah yang telah
didiskusikan pada diskusi kali ini. Setelah penutup para peserta mulai
meninggalkan ruangan dan acara selesai dengan banyak ilmu dan pengalaman yang
dapat dipetik dari acara ini.
Komentar
Posting Komentar