Hari Dharma Samudera
Udara malam beriringan deru air samudera tiba-tiba menjadi semakin dingin. Tiga kapal milik Republik Indonesia yang sedang menjalankan misi rahasia harus segera waspada. Pasukan bersiaga menanti serangan-serangan dari pihak lawan. Trikora harus dijalankan hingga tetes darah penghabisan. KRI Harimau, KRI Macan Tutul, dan KRI Macan Kumbang yang malam itu bertugas menjaga kedaulatan NKRI harus bersiap-siap menghadapi lawan yang mungkin saja memiliki peralatan perang lebih canggih darinya. Samudera pasifik menegang, entah dua atau tiga kapal lawan menyerang.
Laksamana madya TNI
(Ant.) Yosaphat Soedarso gugur dalam misi ini. Dalam buku yang ditulis oleh
Moh. Oemar berjudul Laksda TNI-AL Anumerta Yosaphat Soedarso (2006) mengisahkan
bahwa KRI Macan Tutul yang dipimpin Yos Soedarso mengalami karam ketika sedang
berputar arah menghindari tembakan dari kapal Belanda. Sementara ada dua KRI
yang berada disana, Macan Tutul pasang badan sebagai umpan tembakan agar kedua
kapal Republik Indonesia lainnya bisa segera meninggalkan perairan Maluku.
“kobarkan semangat pertempuran!”, menjadi kalimat terakhir yang masuk ke radio
KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang. Sebuah pesan dari laksamana pemimpin KRI
Macan Tutul.
Pertempuran –yang
bisa dikatakan tidak direncanakan ini- merupakan perintah presiden Soekarno yang termaktub
dalam Tri Komando Rakyat (Trikora) 19 Desember 1961. Isi Trikora adalah (1)
gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda, (2) Kibarkan
Sang Saka Merah Putih di Seluruh Irian Barat, (3) bersiaplah untuk mobilisasi
umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa. Peristiwa yang
terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 tersebut kemudian oleh presiden Soekarno
diitetapkan sebagai hari Dharma Samudera. Sehingga kini untuk mengenang
pertempuran 3 kapal cepat torpedo TNI melawan 2 kapal perang Belanda- beberapa
sumber menyebut 3 kapal perang- di laut Aru, Maluku maka setiap tanggal 15
Januari Indonesia memperingati hari Dharma Samudera.
Pada tahun ke 58
peringatan hari dharma samudera untuk mengenang aksi heroik tersebut seyogyanya
dimaknai dengan semangat-semangat patriotisme. Peristiwa ini sekaligus
menegaskan kembali kepada bangsa Indonesia bahwa dulu mereka pernah mati-matian
mempertahankan wilayah Irian Jaya. Hari ini seharusnya menjadi pengingat dan
refleksi diri sendiri juga menengok kembali saudara-saudara kita yang berada
Irian Jaya, Papua. “kobarkan semangat pertempuran!” saya pikir tidak cocok dikatakan
kepada saudara setanah air. Mari kita kobarkan semangat persatuan dan persamaan
derajat di Indonesia! Selamat hari Dharma Samudera untuk saudara-saudaraku
semua.
Referensi
Raditya, I. N. (2019, January 15). Tirto.id.
Retrieved January 09, 2020, from Tirto.id: https://tirto.id/gugurnya-yos-sudarso-benarkah-pertempuran-laut-aru-ilegal-cg1U
Wijaya, C. I. (2019, January 12). IDN
Times. Retrieved January 09, 2020, from IDN Times:
https://www.idntimes.com/science/discovery/amp/candrikailhamwijaya/5-fakta-sejarah-hari-dharma-samudera-15-januari-c1c2
Komentar
Posting Komentar