WISATA PASIR PUTIH
Destinasi Utama Wisata Bahari Situbondo
Luaiyibni Fatimatus Zuhra
135110801111014
Antropologi Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Brawijaya
Kota situbondo merupakan salah satu kota yang terletak di daerah pesisir pulau jawa dan berbatasan langsung dengan tiga kabupaten yaitu probolinggo, bondowoso, dan banyuangi. Perekonomian di kota ini terlihat aktif dengan letaknya yang strategis di  tengah transportasi Jawa-Bali dan dikelilingi dengan banyak perkebunan seperti perkebunan tembakau, tebu, dan kopi luwak. Situbondo mempunyai pelabuhan panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari jalan raya pos anyer-panarukan yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda. Situbondo juga terkenal dengan banyaknya  usaha-usaha perikanan dan kerajinan hasil laut yang sesuai dengan lokasi situbondo yang sepanjang kotanya mempunyai wilayah pesisir dengan banyak wisata bahari.
Salah satu destinasi wisata bahari situbondo adalah pantai pasir putih di kecamatan bungatan kabupaten Situbondo dengan berbatasan langsung dengan wisata hutan lereng gunung Ringgit. Harga tiket masuk untuk anak kecil berkisar antara tiga ribu rupiah hingga lima ribu rupiah, untuk dewasa dari tujuh ribu rupiah hinggaa delapan ribu rupiah, sedangkan untuk rombongn keluarga degan menggunakan mobil lebih murah yaitu sepuluh ribu rupiah dan tidak dihitung per-orangan.
Wisata pantai ini sesuai dengan namanya pantainya memanglah sangat putih bersih dengan hamparan birunya air laut selat Madura yang menghampar dan dengan ber-background  barisan pohon kelapa, cemara udang dan lereng gunung Riggit serta rimbunnya hutan jati dengan banyak satwa liar seperti kera atau lutung yang terkadang tak malu untuk memperlihatkan diri di atas pohon atau bahkan turun ke tepian jalan raya pantura.
Air laut yang tenang dan jarangnya ombak besar membuat wisata pantai pasir putih selalu menjadi destinasi wisata keluarga favorit karena dianggap lebih aman khususnya anak-anak bagi warga lokal di Situbondo dan Bondowoso di hari libur lebih-lebih di hari besar seperti lebaran dan tahun baru para pengunjung akan meningkat 90 persen dari hari biasa hingga kadang membuat macet jalan raya pantura.
Penjual sate ayam, lontong sayur, aneka sea food, aneka es dari bahan dasar kelapa muda, dan masih banyak yang lainnya menjadi surga kuliner para pelancong dari dalam maupun luar daerah yang dapat dinikmati bersama keluarga di gazebo kecil yang tersedia, di tepi pantai dengan menggunakan tikar sewaan, atau  di dermaga kayu yang menjadi tempat favorit untuk menikmati keindahan laut pasir putih.
Banyak fasilitas bermain favorite yang dapat dinikmati seperti naik perahu bersama keluarga, menikmati indahnya terumbu karang yang memanjang hingga radius empat kilo meter dengan menggunakan kaca/glass boat, diving, menyelam, berkano, berenang, mengapung dengan pelampung/ ban jumbo, berlayar/sailing cross, memancing, berenang di kolam renang air tawar, serta berbagai jenis olahraga air yang telah disediakan dengan tariff sewa mulai dari 5 ribu rupiah untuk satu ban jumbo hingga harga terjangkau lainnya untuk menyewa peralatan olahraga air. Sensasi unik mengapung di pantai pada malam hari juga merupakan daya tarik bagi beberapa turis mancanegara karena kehangatan air lautnya meskipun pada malam hari dengan arusnya yang tenang.
Sunset di pasir putih juga tak kalah indahnya dengan sunset di pulau dewata Bali, apalagi dengan topograi unik pantainya yang melengkung yang menghadap ke laut membentuk gugusan panorama yang indah pada sore hari.
Terdapat beberapa spot gugusan terumbu karang yang menjadi tujuan para penyelam untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Tiga gugusan berada tak jauh dari daratan yaitu gugusan watu lawang, teluk pelita, dan karang mayit. Ketiganya terletak berdekatan dengan kedalaman yagng bervariasi antara tiga hingga lima belas meter, disini terlihat jelas dengan mata yang tidak memakai alat bantu apa-apa terumbu karang berwarna-warni dan hewan-hewan laut berpori, bintang laut dan banyakya ikan  yang berwarna-warni pula seakan seragam dengan terumbu karangnya.
Gugusan lain terletak lebih jauh dari daratan, gugusan ini terletak ditengah laut dan biasanya dijangkau dengan perahu motor selama dua jam. Gugusan ini dalah gugusan kembangsambi dan takat palapa yang menjadi rumah bagi siput laut (nudibranch chromodoris) dan penyu sisik yang dilindungi karena kelangkaannya.
Untuk menikmati indahnya gugusan terumbu karang ini tak perlu menjadi penyelam handal. Beberapa klub selam professional siap memandu para wisatawan untuk menyelam dan memanjakan mata dengan keindahan bawah laut pasir putih. Para peneliti dari badan peneliti ilmu kelautan dan perikana Situbondo serta para pecinta lingkungan juga rutin berkunjung untuk menanam terumbu karang baru dan mengganti terumbu karang yang rusak karena factor alam maupun karena ulah manusia.
Penjual aneka souvenir khas pasir putih juga sangat banyak, hamper di setiap sudut pantai ini bisa ditemukan para penjual pernak-pernik khas pasir putih seperti kerajinan tangan dari  kerang-kerangan seperti gantungan kunci, figura foto, cermin, korden, accessories dari bahan mutiara budiaya seperti kalung, gelang, anting, cincin, miniature kapal selam dalam botol, beragam model baju pantai, baju renang, dan msih banyak lagi yang bisa dibeli dengan harga sangat terjangkau.
Bagi para wisatawan yang akan menginap terdapat banyak hotel, penginapan, serta motel yang banyak disediakan mulai dari harga yang relative murah hingga yang mempunyai fasilitas lengkap dengan harga dua sampai tiga ratus ribu per-malam atau bagi para wisatawan yang ingin berkemah, terdapat arena perkemahan yang terletak berdampingan dengan kantor perhutani dan taman bermain.
Berbagai pertunjukan seperti konser atau pertunjukan budaya sering diadakan di pasir putih dengan berbagai event seperti event petik laut misalnya yang diadakan  pada bulan oktober setiap tahunnya dan bisa berlangsung selama satu hari satu malam bahkan kadang sampai tiga hari tiga malam. Acara ini dilakukan dengan upacara larung sesaji ke laut dengan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki yang melimpah pada satu tahun sebelumnya.
Acara ini sekaligus menjadi ajang pariwisata dan budaya yang mencerminkan masyarakat Situbondo dengan kekompakan dan kebersamaan para warga yang menyemarakkan acara dengan meriah tanpa adanya perselisihan dan pertikaian. Dalam acara ini dilangsungkan sebuah larung sesaji dimana Sesaji yang dilarung meliputi alat rumah tangga, peralatan dapur, beberapa potong pakaian dan sarung, buah-buahan, dan yang terakhir adalah kepala sapi yang merupakan sesaji paling utama dan paling wajib. Semua sesaji ini diletakkan pada wadah berbentuk menyerupai perahu yang dibuat dengan menggunakan batang pisang dan dihias menggunakan kain warna warni atau bunga-bungaan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik.
       Sesaji yang telah siap dengan semua kelengkapan dan hiasannya kemudian “diselameti” dengan doa-doa dari para tetuah desa atau jika di desa yang mayoritas muslim biasannya diselameti dengan pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan pembacaan doa-doa dari ustad atau kiai. Setelah ritual pembacaan doa selesai acara larung sesaji siap dilaksanakan. Sebelum dilarung biasanya sesaji diarak oleh perahu-perahu hias yang mengikuti lomba perahu hias mengelilingi beberapa gugusan pantai yang jaraknya hanya satu kilo dari tempat awal sesaji diarak. Sesaji diarak dengan ditarik menggunakan perahu nelayan yang paling besar yang biasa disebut sebagai “salerek” pada masyarakat madura. Setelah arak-arakan telah dianggap cukup dengan mengitari gugusan pantai selama dua atau tiga kali putaran maka sesaji siap untuk dilarung ke laut dengan meriah dan teriakan kebahagiaan para masyarakat yang ikut dalam acara larung sesaji dengan menaiki perahu-perahu hias para nelayan.
       Wisata pasir putih juga sangat berpengaruh pada masyarakat sekitarnya seperti pada masyarakat desa pasir putih, bungatan, blitok, mlandingan, dan selomokti yang sebagian kecil  menjadi produsen tetap dan pengrajin sovenir khas pasir putih. Mereka menggantungkan nasib dengan menjual produk rumahan mereka pada beberapa toko sovenir di pasir putih atau beberapa dari mereka mempunyai toko sendiri di tempat pariwisata tersebut. Namun untuk satu tahun terakhir pembangunan pasir putih yang mulai menurun kualitasnya membuat tempat wisata ini semakin sepi sehingga para produsen ini terancam gulung tikar dan mulai menjual hasil produksinya keluar jawa seperti Bali dan Lombok dan tidak hanya menjualnya di pasir putih saja.
       Menurunnya kualitas destinasi pariwisata situbondo ini membuat pemerintah kota tidak diam saja, pada tahun 2014 muai diadakan pembangunan dan renovasi pada wisata ini secara berkala untuk memikat para wisatawan kembali dan menjadikan parir putih tetap dikenal dengan keindahannya. Pembangunan ini mulai terlihat dengan adanya perenovasian dermaga dan beberapa hotel serta penambahan fasilitas umum.

      




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUNCHING PENGURUS HIMANTARA PERIODE 2019

Ethnography Metods : The Logic of Thingking

PROGRAM KB: EFEKTIFKAH?