Udara Segar, Masyarakat Sehat

Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan keadaan polusi udara yang semakin meningkat, terutama di wilayah ibukota yaitu Jakarta. Banyak sekali masyarakat yang mengeluhkan bahwa kondisi udara semakin hari tak semakin segar melainkan memburuk. Polusi udara ini jika dibiarkan akan membahayakan masyarakat sendiri karena memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Bukan hanya untuk wilayah jakarta melainkan kota lain di Indonesia juga harus bisa mengambil pelajaran dari buruknya udara di Jakarta. Menurut pantauan AirVisual kualitas polusi udara di Jakarta menempati posisi ketiga di Dunia. Artinya, kondisi udara tersebut tidak menunjukkan kualitas udara yang buruk. Sedangkan pada 2/8/2019 dilihat dari Air Quality Index (AQI) kualitas udara di Jakarta tidak sehat dan membahayakan dimana jakarta berada pada angka 155 yang menunjukkan bahwa polusi udara semakin meningkat. Rentang nilai menurut pantauan AQI semakin tinggi angkanya maka semakin buruk pula kualitas udaranya.
     Lantas melihat kondisi udara di Jakarta yang memburuk, sebenarnya apa yang menyebabkan kualitas udara semakin memburuk. Jakarta memang dikenal sebagai kota metropolitan dan kota industri. Banyaknya pabrik-pabrik tanpa cerobong asap, pembangkit listrik dengan bahan baku batu bara serta transportasi yang meningkat menambah buruknya kualitas udara di Jakarta. Hal tersebut juga ditambahkan oleh ketua departemen pulmonologi dan kedokteran respirasi fakultas kesehatan UI Agus Dwi Susanto bahwa tingginya jumlah kendaraan bermotor dijakarta juga sebagai penyebab polusi udara di Jakarta memburuk. Gas emisi kendaraan bermotor yang mningkat menjadi sumber utama polusi udara dan berdampak pada kesehatan masyarakat.
     Polusi udara yang berbahaya ini berdampak pada kesehatan seperti munculnya penyakit pernapasan, asma, penyakit paru serta dapat menyebabkan ISPA. Dari kejadian tersebut masyarakat pula yang harus menanggung akibatnya, penyakit tersebut dapat menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga orang tua. Alhasil masyarakat terdampak polusi udara diharapkan untuk menjaga kesehatan dengan menggunakan masker kesehatan dan mengurangu aktivitas diluar rumah bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit pernapasan agar kondisinya tidak semakin memburuk.
     Anies Baswedan selaku gubernur DKI Jakarta menyatakan bahwa polusi udara yang meningkat ini disebabkan oleh masyarakat sendiri yang kurang sadar akan kesehatan udara. Maka dari itu guernur DKI Jakarta mengupayakan untuk mengubah perilaku baik dari segi industri, rumah tangga, transportasi hingga perilaku pemerintahan yang mengganggu udara menjadi tidak sehat. Tidak hanya pihak pemerintah yang mengupayakan dalam mengembalikan kondisi udara menjadi sehat, peran masyarakat juga dibutuhkan dalam hal ini. Contohnya adalah mahasiswa atau pemuda sebagai agent of change atau agen perubahan dalam menggerakan masyarakat lainnya untuk melindungi kualitas udara di Jakarta.
     Peran-peran mahasiswa ataupun pemuda ini dalam menganggulangi kasus seperti ini misalnya dengan membuat taman atau menanam pohon. Hal tersebut jika terus digalakan akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan udara, mengingat pepohonan atau tumbuh-tumbuhan dapat menyerap karbin dioksida yang dapat mencemari udara sekitar. Selain itu kita juga perlu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan polusi lewat asap knalpotnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan transportasi umum ramah lingkungan yang telah disediakan pemprov DKI Jakarta. Serta mengubah pembangkit listrik yang menggunakan bahan utama batu bara menjadi tenaga matahari yang lebih aman serta tidak berdampak pada kesehatan udara sekitar. Disamping penggunaan batu bara yang semakin banyak yang menyebabkan kerusakan lingkungan maka dapat diganti menjadi tenaga sinar matahari yang juga dapat mengurangi merusakan lingkungan dan dapat mengurangi polusi udara.
     Dari permasalahan mengenai polusi udara yang terus meningkat di Ibukota yaitu Jakarta, kita perlu mengambil hikmah dari setiap kejadian tersebut. Tidak hanya Jakarta yang perlu mengubah pola perilaku untuk mengubah kondisi udara menjadi lebih baik, melainkan kota-kota industri lain di seluru Indonesia juga perlu menerapkan pola perilaku yang ramah lingkungan. Dari sini kita juga dapat mengembalikan kualitas udara di Indonesia menjadi lebih baik dan lebih menyehatkan.

Sumber :
Maharani, T 2019, ‘Data AirVisual Jumat Pagi : Udara Jakarta Terburuk Ke-3 Di Dunia’, Detik News, dilihat 2 Agustus 2019, https://news.detik.com/berita/d-4649039/data-airvisual-jumat-pagi-udara-jakarta-terburuk-ke-3-di-dunia


Velarosdela, R 2019, ‘Penyebab Tingginya Polusi Udara Di Jakarta Menurut Greenpeace Indonesia’, kompas.com, dilihat 8 maret 2019, https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/08/05170511/penyebab-tingginya-polusi-udara-di-jakarta-menurut-greenpeace-indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUNCHING PENGURUS HIMANTARA PERIODE 2019

Ethnography Metods : The Logic of Thingking

PROGRAM KB: EFEKTIFKAH?